Rabu, 30 Maret 2011

Sistem Ekonomi Pancasila

Pengertian Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem adalah serangkaian aturan kerja berantai yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sehingga sistem Ekonomi Pancasila itu sendiri bermakna serangkaian aturan kerja berantai di bidang ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah yang paling dasar.
Ekonomi Pancasila merupakan ilmu ekonomi kelembagaan (institutional economics) yang menjunjung tinggi nilai-nilai kelembagaan Pancasila sebagai ideologi negara, yang kelima silanya, secara utuh maupun sendiri-sendiri, menjadi rujukan setiap orang Indonesia. Jika Pancasila mengandung 5 asas, maka semua substansi sila Pancasila yaitu (1) etika, (2) kemanusiaan, (3) nasionalisme, (4) kerakyatan/demokrasi, dan (5) keadilan sosial, harus dipertimbangkan dalam model ekonomi yang disusun. Kalau sila pertama dan kedua adalah dasarnya, sedangkan sila ketiga dan keempat sebagai caranya, maka sila kelima Pancasila adalah tujuan dari Ekonomi Pancasila.
Sistem Ekonomi Pancasila adalah “aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Etika Pancasila adalah landasan moral dan kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme (kebangsaan) dan kerakyatan, yang kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) merupakan sistem ekonomi yang digali dan dibangun dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa prinsip dasar yang ada dalam SEP tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan. Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar, Sistem Ekonomi Pancasila juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, yang bisa berasal dari nlai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pancasila
Semangat Mubyarto untuk membangun teori ekonomi yang lebih realistik, manusiawi tanpa meninggalkan nilai lokal bangsa Indonesia tertuang dalam konsep Ekonomi Pancasila. Konsep ini lahir di bumi Indonesia, digali dari filsafat bangsa Indonesia dan kemudian dianggap paling tepat mengarahkan perjalanan bangsa Indonesia menuju masarakat adil dan makmur.
Konsep ekonomika etik ekonomi Pancasila oleh Mubyarto dalam bukunya Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila dicirikan sebagai berikut:
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, moral dan sosial.
2. Ada kehendak kuat dari seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkan keadaan kemerataan sosial ekonomi.
3. Prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah pengembangan ekonomi nasional yang kuat dan tangguh, yang berarti nasionalisme selalu menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi.
4. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara sentralisme dan desentralisme kebijaksanaan ekonomi untuk menjamin keadilan ekonomi dan keadilan sosial dengan sekaligus menjaga efisiensi dan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Boediono (Wakil Presiden RI), sistem Ekonomi Pancasila dicirikan oleh lima hal sebagai berikut:
1. Koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional
2. Manusia adalah “economic man” sekaligus “social and religious man”.
3. Ada kehendak sosial yang kuat ke arah egalitarianisme dan kemerataan sosial.
4. Prioritas utama kebijakan diletakkan pada penyusunan perekonomian nasional yang tangguh.
5. Pengandalan pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekonomi, diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi perkembangan ekonomi seperti yang dicerminkan dalam cita-cita koperasi.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila menurut Emil Salim dalam bukunya “Membangun Koperasi dan Sistem Ekonomi Pancasila” adalah sebagai berikut:
1. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi.
2. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.


Dominasi Liberalisme Dalam Perekonomian
Meskipun dasar negara Indonesia adalah Pancasila, namun ironisnya sistem perekonomian yang selama ini berlangsung tidaklah bersumber darinya. Setelah dicengkeram sistem ekonomi komando di era Orde Lama yang bercorak sosialisme, berikutnya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi pasar yang bercorak kapitalisme di era Orde Baru. Jeratan kapitalise pun semakin menguat seiring derasnya paham ekonomi neoliberal yang datang melalui agen-agen kapitalisme global seperti World Bank dan IMF setelah Indonesia mengalami krisis moneter.
Dalam perjalanan republik ini, bisa dikatakan telah terjadi penyimpangan sistem ekonomi nasional sehingga Pancasila sebagai dasar negara belum sepenuhnya menjiwai sistem perekonomian negara ini, baik oleh aktor eksternal yang dimotori oleh World Bank dan IMF maupun oleh aktor internal yaitu pemerintah melalui serangkaian kebijakan ekonominya yang bersifat neoliberal dan kalangan intelektual ekonomi dengan pemikiran-pemikirannya.
Sejak tahun 1983, memang pemerintah secara konsisten telah melakukan berbagai upaya deregulasi sebagai upaya penyesuaian struktural dan restrukturisasi perekonomian. Kendati demikian, banyak yang mensinyalir deregulasi di bidang perdagangan dan investasi tidak memberi banyak keuntungan bagi perusahaan kecil dan menengah; bahkan justru perusahaan besar dan konglomeratlah yang mendapat keuntungan.
Mubyarto pun menyimpulkan bahwa sis-tem ekonomi yang diterapkan selama 32 tahun Orde Baru telah tidak berpihak pada kepentingan rakyat banyak dan mengabaikan nilai-nilai keadilan. Memang krismon sejak tahun 1997 telah meruntuhkan hegemoni pengusaha konglomerat, namun agaknya terlalu prematur untuk menyimpulkan bahwa otomotis kemudian diterima paradigma baru ekonomi kerakyatan yang lebih menekan-kan pada tuntutan akan sistem ekonomi yang demokratis dan lebih berkeadilan.
Sebagai sebuah gagasan besar, Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi bukan-bukan, bukan kapitalisme juga bukan sosialisme, menawarkan harapan berupa sistem perekonomian alternatif yang bersifat komprehensif integral bagi jutaan masyarakat Indonesia demi mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945.
Dalam konteks inilah kemudian diperlukan adanya reformasi tidak saja dalam tataran implementasi kebijakan perekonomian selama ini, namun juga transformasi pola pikir dari ekonomi neoliberal yang dominan untuk menjadi lebih berkemanusiaan dan berkeadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.
Tawaran SEP dengan fokus ekonomi kerakyatan memang menarik. Namun, pilihan akan sistem ekonomi yang cocok bagi Indonesia menuntut dilakukannya kajian yang mendalam.
Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Pancasila
Pertanyaan yang muncul setiap kali men-diskusikan sistem ekonomi Indonesia adalah: Sistem ekonomi yang sekarang berlangsung di Indonesia sebenarnya tergolong sistem ekonomi apa?
Ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia bukan sistem kapitalisme maupun sosialisme. Emil Salim (1979) mengatakan bahwa SEP adalah sistem ekonomi pasar dengan unsur perencanaan. Dengan kata lain, sifat dasar dari kedua kutub ekstrim ini berada dalam keseimbangan. Mubyarto (1980: 74) berpendapat bahwa SEP mungkin sekali berada di antara dua kutub tersebut, tapi di luarnya.
Tentu saja pandangan ini mendapat banyak kritikan tajam. Frans Seda, misalnya, menju-luki pandangan ini sebagai paham "bukan-isme", yaitu paham serba bukan: bukan kapitalisme, bukan liberalisme, tidak ada monopoli, tidak ada oligopoli, tidak ada persaingan bebas yang saling mematikan, dsb. Tidak berlebihan, bila ada yang menyebut sistem ekonomi semacam ini hanya dihuni oleh para malaikat, masyarakat utopia.



http://mirzaadany.blogspot.com/2010/06/sistem-ekonomi-pancasila.html?zx=85f4fe4bd42935fd

SISTEM EKONOMI SOSIALIS

Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga garis tengah antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu. Garis tengah disesuaikan dengan keadaan di mana perpaduan itu terjadi, sehingga peran situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem perpaduan/campuran tersebut.
Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis
• Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
- Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
- Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
• Peran pemerintah sangat kuat
- Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
- Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
• Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
- Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
- Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).

Kelemahan-kelemahan sistem ekonomi Sosialis
Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.
• Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan
Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan berhenti.
• Tidak ada insentive untuk kerja keras
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur.
• Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi
• Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme.
sistem ekonomi Sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi komunis
- Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
- Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat (The Six Major Historical Stages): primitive communism slaery feudalism, capitalism, sosialism dan full communism
Ciri-ciri Pokok Dasar Produksi Materil dalam SosialismeDasar produksi materil dalam sosialisme ialah produksi besar secara maksimal dalam segala cabang perekonomian yang berdasarkan teknik yang semaju-majunya dan kerja yang bebas dari pemerasan dan penghisapan. Dibandingkan dengan kapitalisme, produksi dalam sosialisme menggunakan teknik yang lebih tinggi, yang satu berhubungan dengan yang lain dalam suatu kesatuan dalam seluruh Negara dan dibentuk atas dasar milik masyarakat atas alat-alat produksi serta perkembangannya diatur menurut rencana tertentu dalam keseluruhannya untuk kepentingan seluruh masyarakat, hingga tidak terbentur kepada rintangan-rintangan yang terdapat dalam kapitalisme yang berdasarkan milik pribadi atas alat-alat produksi.
Produksi sosialis adalah suatu pemusatan produksi yang terbesar dengan menggunakan mekanisme yang tertinggi dalam dunia. Dalam masyarakat kapitalis mesin-mesin digunakan sebagai alat penghisapan dan pemerasan terhadap Rakyat pekerja dan hanya dimasukan ke dalam produksi, jika memperbesar keuntungan kaum kapitalis dan mengurangi upah kaum pekerja. Penggunaan mesin dalam masyarakat sosialis ditujukan untuk menghemat kerja dan untuk meringankan pekerjaan dalam segala bidang perekonomian dan untuk mempertinggi kesejahteraan Rakyat. Karenanya dalam masyarakat sosialis tidak ada pengangguran, mesin tidak dapat menjadi saingan kaum pekerja, bahkan memberi jasa sebesar-besarnya kepada kaum pekerja. Dibandingkan dengan dalam kapitalisme penggunaan mesin dalam sosialisme mendapatkan lapangan yang luas sekali.
Likuidasi milik pribadi atas alat-alat produksi mengandung akibat, bahwa semua hasil ilmu pengetahuan dan teknik dalam sosialisme menjadi milik bersama seluruh masyarakat. Dalam perekonomian sosialis tidak mungkin ada terjadi menghentikan kemajuan teknik dengan sengaja, tetapi dalam sosialisme cara ini digunakan sebagai suatu metode oleh kaum kapitalis monopoli untuk kepentingan sendiri guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Produksi sosialis yang berkewajiban mencukupi keperluan masyarakat seluruhnya, menghendaki suatu perkembangan dan penyempurnaan bidang teknik dengan tak putus-putus: caranya ialah senatiasa mengganti alat-alat teknik yang lama dengan yang baru dan mengganti yang baru dengan yang terbaru. Dengan demikian timbullah suatu keharusan adanya penanaman-penanaman modal yang besar sekali dalam perekonomian Rakyat. Dengan adanya pemusatan alat-alat produksi dan akumulasi perekonomian yang terpenting didalam tangannya, Negara sosialis dapat membuat penanaman modal dalam segala cabang produksi. Berbeda dengan dalam kapitalisme, kemajuan teknik dalam sosialisme tidak terhambat oleh beban teknik yang lama. Dengan demikian sosialisme dapat menjamin bahwa teknik mesin modern dalam segala cabang produksi dilaksanakan dengan konsekuen, juga dalam bidang pertanian. Sebaliknya dalam masyarakat kapitalis, terutama dalam masyarakat negeri-negeri yang menjadi jajahan kapitalisme bidang pertanian dan beberapa cabang perekonomian masih berdasarkan atas pekerjaan perorangan.
Dalam sosialisme kedudukan kaum pekerja berubah sama sekali sampai kepada dasarnya. Kaum pekerja bukan lagi buruh yang terhisap dan terperas, yang hanya menerima upah sekedar agar tidak mati kelaparan. Seluruh rakyat pekerja dibebaskan dari penghisapan dan pemerasan; kaum pekerja perindustrian, kaum tani kolektif dan kaum cendekiawan pembela rakyat adalah unsur-unsur pokok yang menjadi dasar kehidupan masyarakat sosialis. Seluruh kaum pekerja bekerja untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat, tidak untuk kepentingan kaum penghisap dan kaum pemeras; itulah sebabnya, maka kaum pekerja berkepentingan sekali akan penyempurnaan produksi atas dasar penggunaan yang sebaik-baiknya alat-alat teknik yang ada.
Bersamaan dengan itu tingkat kualifikasi teknik kaum pekerja menjadi naik, yang menambah kegiatan ciptanya dalam kemajuan produksi dan penemuan baru alat-alat dan perkakas kerja. Kaum pekerja, kaum tani kolektif dan kaum cendekiawan pembela rakyat tidak sedikit memberikan bantuannya dalam kemajuan teknik, dalam menemukan norma-norma baru dalam bidang teknik. Dengan demikian pula dalam sosialisme dapat terjamin suatu perkembangan yang cepat dan tak putus-putus dari pada tenaga produktif.
Pertanian Sosialis
Dalam kapitalisme perekonomian kaum tani terpecah belah dalam perusahaan-perusahaan pertanian kecil, sedangkan sebagian besar tanah berada dalam kekuasaan kaum kapitalis yang menjadikannya perusahaan-perusahaan perkebunan besar. Dalam sosialisme perkebunan-perkebunan besar harus menjadi milik Negara yang hasilnya diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat. Adalah suatu kesalahan besar jika dalam sosialisme juga pertanian Rakyat yang terpecah belah itu dirampas pula oleh Negara. Bahkan Negara harus mengatur tanah milik Rakyat dan membatasinya dalam maksimum dan minimumnya. Dalam minimum hingga tidak ada Rakyat tani lagi yang hidup dalam kekurangan, tetapi dapat menempuh kehidupan yang layak bagi kemanusiaan; dalam maksimum hingga tidak orang lagi yang hidup dalam kemewahan yang berlimpah-limpah dari pada hasil tanah dengan sama sekali tidak mengeluarkan tenaga sedikitpun, sedangkan yang nyata-nyata membanting tulang dipaksa hidup dalam kesengsaraan.
Perusahaan kolektif pertanian Rakyat dan perusahaan pertanian Negara yang berbentuk perkebunan-perkebunan Negara adalah dasar perekonomian pertanian sosialis. Bentuk-bentuk ini memudahkan adanya pemusatan-pemusatan dan mekanisasi dalam seluruh perusahaan pertanian. Demikian pula hubungan antara pertanian dan perindustrian dapat diatur dengan sebaik-baiknya. Dalam perkebunan-perkebunan besar dapat dipergunakan alat-alat teknik baru sebagai umpama dalam perusahaan-perusahan gula, teh ,kopi, karet, tembakau, penanaman kapas dengan pemintalan dan pertenunannya dan sebagainya. Traktor-traktor dan mesin-mesin serta perkakas pertanian lainnya akan mempermudah dan mempecepat jalannya pekerjaan dalam pertanian.



http://sekedarcatatan.wordpress.com/2007/10/11/sistem-perekonomian-sosialis/

http://zonaekis.com/sistem-ekonomi-sosialis-sosialisme
http://zonaekis.com/search/pengertian-sistem-ekonomi-sosialis

SISTEM EKONOMI PASAR (LIBERAL)

Ekonomi pasar (liberal) adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.

Sistem ekonomi liberal klasik
Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Mula-mula ditemukan pada suatu tradisi penerangan atau keringanan yang bersifat membatasi batas-batas dari kekuasaan dan tenaga politis, yang menggambarkan pendukungan kebebasan individu.Teori itu juga bersifat membebaskan individu untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya sendiri dan membiarkan semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa pembatasan yang nantinya dituntut untuk menghasilkan suatu hasil yang terbaik, yang cateris paribus, atau dengan kata lain, menyajikan suatu benda dengan batas minimum dapat diminati dan disukai oleh masyarakat (konsumen).
Garis berpaham ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah di Austria dengan berupa demokrasi di masyarakat yang terbuka. Paham liberali kebanyakan digunakan oleh negara-negara di benua Eropa dan Amerika. Seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal dikenali dengan sebutan mild leftism estabilished.
Ciri-ciri sistem ekonomi pasar adalah sebagai berikut :
a. Setiap individu bebas memiliki barang dan alat-alat produksi.
b. Kegiatan ekonomi di semua sector dilakukan oleh pihak swasta
c. Pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi.
d. Modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi.
e. Setiap orang diberi kebebasan dalam memakai barang dan jasa
f. Semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.
g. Berlakunya persaingan secara bebas.

Keuntungan dan kelemahan dari ekonomi liberal
Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dari suatu sistem ekonomi liberal, yaitu:
• Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
• Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
• Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
• Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
• Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
Kelemahan
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi liberal, adalah:
• Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
• Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
• Banyak terjadinya monopoli masyarakat
• Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
• Pemerataan pendapatan sulit dilakuka karena persaingan bebas tersebut.

Mengingat dampak buruk yang ditimbulkan oleh pelaksanaan sistem ekonomi pasar secara murni kepada negara-negara yang tengah berkembang, maka saya melihat perlunya dilaksanakan sistem ekonomi campuran. Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah dapat turun tangan apabila laju perekonomian di negara yang dipimpinnya mengarah kepada kehancuran karena upaya pencaplokan sumber daya oleh negara lain. Bagi negara-negara yang sudah maju, pemerintah negaranya harus mengatur pelaku ekonomi di negaranya agar tidak berbuat sewenang-wenang kepada negara lain. Mereka sendiri juga perlu mengendalikan diri agar tidak tergoda melakukan penindasan terhadap negara lain yang lemah. Selain merugikan negara lain, perbuatan tersebut juga dapat merusak nama baik negara yang dipimpinnya Selain itu, perlu langkah aktif dari lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi di bawahnya dalam mengatur hubungan antar negara. Jangan biarkan negara yang kuat menindas yang lemah
Bagi negara berkembang, agar sistem ekonomi campuran dapat menejahterakan rakyatnya dan mencegah penindasan oleh negara lain, usaha yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:
 Merencanakan arah pembangunan ekonomi dengan tepat. Jangan sekedar fokus kepada infrastruktur saja. Berkonsentrasilah kepada pengembangan sektor-sektor usaha yang dikuasai oleh rakyatnya untuk peningkatan kesejahteraan.
 Memperbaiki sistem pendidikan di negerinya dan memberi bantuan pendidikan (seperti beasiswa) kepada anak-anak keluarga miskin sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu tinggi sebagai modal utama pembangunan.
 Apabila perlu meminjam uang kepada luar negeri, atur penggunaan uang tersebut secara baik, efektif, dan efisien. Jangan cepat percaya kepada estimasi yang muluk-muluk dari kreditur.
 Mengelola aset negara dengan bijak. Jangan pernah menjual aset negara yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak (seperti PLN dan PAM) kepada pihak swasta (terutama asing). Mereka hanya fokus kepada keuntungan pribadi.
Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, pemerintah harus menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Untuk itu, pemerintahan harus dijalankan oleh individu-individu yang jujur, cerdas, dan berkomitmen tinggi pada bangsa dan negaranya.





sumber: Sistem EKONOMI PASAR (LIBERAL) http://id.shvoong.com/business-management/2003961-sistem-ekonomi-pasar-liberal/#ixzz1I4FJpefd
http://id.shvoong.com/business-management/2003961-sistem-ekonomi-pasar-liberal/
http://marikritispeduli.blog.dada.net/post/695818/SISTEM-EKONOMI-PASAR-HUKUM-RIMBA-DAN-KESEJAHTERAAN-BANGSA

EKONOMI TERPIMPIN

Bedarfdeckungsprinzip, istilah dalam bahasa Jerman tersebut kurang lebih berarti organisasi kolektif yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidup. Jadi, ditegaskan oleh Hatta, koperasi bukanlah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan; melainkan memenuhi kebutuhan semua anggotanya.

Berkaitan dengan UUD 1945, Hatta mengatakan bahwa koperasi bukanlah perusahaan (murni) swasta, meskipun koperasi bekerja mandiri. Koperasi haruslah berjalan seiring dengan kebijakan pemerintah. Koperasi seyogyanya mengambil peran (dalam konteks bidang usaha) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang belum bisa disediakan oleh Negara. Di sinilah kaitan antara koperasi dengan sistem ekonomi terpimpin. Koperasi merupakan alat ideal bagi terlaksananya ekonomi terpimpin.

Lalu apa yang dimaksud dengan ekonomi terpimpin itu sendiri? Dalam sebuah paragraf panjang di buku ini (hlm. 1) Hatta menjelaskan ”Pada umumnya ekonomi terpimpin adalah lawan dari pada ekonomi merdeka, jang terkenal dengan sembojannja laissez faire. Apabila ekonomi merdeka menghendaki supaja Pemerintah djangan tjampur tangan dalam perekonomian rakjat dengan mengadakan peraturan ini dan itu, ekonomi terpimpin menudju jang sebaliknja. Pemerintah harus aktif bertindak dan mengadakan berbagai peraturan terhadap perkembangan ekonomi dalam masjarakat, agar tertjapai keadilan sosial…”
Konsep itulah yang ”dibaca” Hatta dari Pasal 33 UUD 1945 “Tjabang-tjabang produksi jang penting bagi negara dan jang menguasai hadjat hidup orang banjak dikuasai oleh negara. Bumi dan air dan kekajaan alam jang terkandung didalamnja dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakjat.”
Buku Ekonomi Terpimpin hanya setebal enam halaman romawi dan 62 halaman isi. Namun cukup mampu menyuarakan beberapa pokok pikiran Hatta, terutama masalah koperasi selain tentu saja pengertian pokok ekonomi terpimpin.

Hatta membagi pembahasan dalam buku ini menjadi dua bagian. Bagian pertama diberi judul ”Ekonomi Terpimpin”, yang mengulas pengertian ekonomi terpimpin secara umum. Bagian ini meliputi sejarah kemunculan paham ekonomi terpimpin. Sedangkan bagian kedua diberi judul ”Ekonomi Terpimpin bagi Indonesia”, yang memaparkan tafsiran sosial ekonomi Hatta terhadap konstitusi (UUD 1945 dan UUDS 1950), khususnya ”roh” ekonomi terpimpin dalam kedua konstitusi tersebut. Tahun penulisan buku ini menjadi penjelas mengapa dalam bukunya Hatta mengulas dua konstitusi sekaligus.

Kecelakaan tidak selalu merugikan; bahkan kadang memberikan keuntungan tersendiri. Kondisi itu tepat untuk menggambarkan buku yang disajikan ini. Buku ini sebenarnya tercetak karena ”kecelakaan”. Pada awalnya dua tulisan dalam buku disusun atas permintaan Ikatan Sardjana Ekonomi Indonesia untuk disampaikan Mohammad Hatta dalam rapat ISEI dan Kongres ISEI pada 1959. Namun karena rapat dan kongres tidak jadi dilaksanakan, maka diputuskan untuk menerbitkan kedua tulisan Hatta menjadi sebuah buku. ”Kecelakaan” itu ternyata memberi keuntungan; sekeping pemikiran Hatta bisa didokumentasikan dengan baik. (mw)
sumber :
pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/.../93018-1-122045418856.doc

Selasa, 22 Maret 2011

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

Sumber Daya Manusia (SDM) memang sangat diperlukan untuk mengukur sejauh mana
kualitas dari SDM tersebut. Apalagi sumber daya manusia di Indonesia memang masih kurang karena kebanyakan masyarakat Indonesia bersifat malas tidak mempunyai banyak aktifitas, sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Kurangnya SDM di Indonesia dilatarbelakangi oleh kurangnya pendidikan, sehingga mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Sehingga perusahaan menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin karena dinilai lebih efektif dan lebih efisien dibandingkan menggunakan tenaga manusia.

Dengan keadaan seperti itu masyarakat tidak dapat merubahnya karena keterbatasan ruang dan waktu. Kurangnya kualitas SDM di Indonesia diakibatkan karena kurangnya pengetahuan karena tidak mengenyam dunia pendidikan, semua itu diakibatkan karena kurangnya keterbatasan ekonomi dan biaya pendidikan yang semakin mahal sehingga kemampuan ekonomi mereka hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut dapat menyebabkan kemiskinan di Indonesia yang semakin parah, sehingga mempengaruhi perkembangan Negara Indonesia.

Kurangnya SDM Indonesia dipengaruhi beberapa factor yaitu seperti kuranngnya akan IPTEK, kurangnya pendidkan, dan sebagainya.

Kurangnya SDM juga di pengaruhi sikap masyarakat Indonesia yang cenderung malas, banyak berdiam diri dan menganggur. Karena masyarakat yang kurang aktuf dan tidak mempunyai kreatifitas. Sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia, pada saat waktu luang mereka tidak memanfaatkan waktu tersebut dengan baik, padahal dengan banyaknya waktu mereka dapat melakukan banyak hal yang dapat menghasilkan uang dan tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan mereka. Dan harus di dorong dengan semangat dan kemauan yang kuat untuk merubah kehidupan mereka.

Namun karena sifat masyarakat Indonesia yang kurang aktif dan tidak mau berusaha untuk maju, cobalah kita contoh masyarakat jepang yang hidup tidak mau menyia-nyiakan waktu, jika ada waktu luang mereka memanfaatkannya dengan membuat anyaman, dan anyaman tersebut mempunyai nilai jual yang lumayan. Sifat masyarakat tersebut patut kita contoh.

Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia kita harus menimba ilmu unjtuk menambah IPTEK agar SDM Indonesia dapat digunakan dan dapat dipercaya di negaranya sendiri.

Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia Sekarang

MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT INDONESIA SEKARANG

Masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki mata pencahariaan yang beragam, ada yang berpropesi sebagai pengusaha, karyawan, sekretaris, pedagang, wirusaha, PRT dan sebagainya.

Namun semakin berkembangnya teknologi, masyarakat Indonesia mulai mencari mata pencaharian seperti membuka usaha warnet, karena kebutuhan masyarakat akan adanya warung internet kini berkembang pesat, karena dengan adanya warnet masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi dan dapat menambah IPTEK, selain itu banyak juga masyarakat yang bermata pencaharian dengan membuka counter handphone, karena kini handphone kini sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia, maka kebutuhan masyarakat terhadap handphone kini berkembang pesat, bahkan conter kini sudah dapat di temui di berbagai pelosok desa. Selain itu kini juga banyak masyarakat yang menjual pulsa tanpa harus membuka counter dan hanya bermodal cukup 50.000-100.000 saja.

Indonesia dikenal dengan kesuburan tanahnya, maka banyak masyarakat Indonesia yang bermata pencaharian sebagai petani, sehingga menjadikan alam Indonesia begitu melimpah akan hasil pertaniannya.

Namun semakin sulitnya ekonomi di era global saat ini, banyak masyarakat di pedesaan yang berdomisili ke kota, karena bagi mereka dengan hidup di kota, mereka dapat mencari pekerjaan dengan mudah. Padahal kerasnya kehidupan kota membuat mereka hanya akan menjadi pengangguran, apalagi bagi mereka yang hanya bermodal nekad tanpa adanya pengetahuan dan pendidikan itu sama saja tidak akan membuahkan hasil.

Apalagi saat ini banyak maasyarakat Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negri sebagai TKI. Dan yang lebih banyak menjadi TKW adalah para gadis desa yang bagi mereka dapat dengan mudah di tipu karena gadis desa di anggap tidak mempunyai pendidikan yang tinggi. Apalagi yang lebih memprihatinkan para TKW kini diperlakukan tidak semena-mena oleh para majikannya, mereka di siksa bahkan ada yang tidak mendapat upah sama sekali dan ada yang sampai meninggal dunia,
Mengapa kini banyak sekali masyarakat Indonesia bekerja sebagai TKW, padahal karena dengan begitu Indonesia di pandang sebelah mata dan di anggap Negara yang miskin karena mengemis di Negara lain, padahal Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah maka masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan SDA yang ada tanpa harus mengadu nasib di Negara lain.

KEKAYAAN ALAM DAN KEMAKMURAN INDONESIA

indonesia merupakan negara yang terkenal dengan sumber daya alam nya yang melimpah ruah. tanah nya yang subur membuat negara indonesia sebagai negara agraris yang 60% penduduknya bertani, dan hasilnya pun sangat melimpah, seperti rempah-rempah, sayuran dsb.

Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di lereng-lereng pegunungan mereka sangat memanfaatkan kesuburan tanah di sana. Karena tanaman apapun yang mereka tanam di sana pasti akan tumbuh subur.

Indonesia memang terkenal dengan kekayaan alamnya, namun kekayaan alam itu tidak kita nikmati sendiri. Melainkan di nikmati oleh para Investor-investor luar negri, dimana pemerintah indonesia telah membuat kontrak SDA yang ada, sehingga kita tidak dapat menikmati sumber daya alam indonesia yang begitu melimpah,
Dan lebih ironisnya, setelah kontrak itu habis, pemerintah indonesia malah memperpanjang kontrak tersebut, sungguh disayangkan. Mungkin inilah penyebab mengapa negara indonesia banyak masyarakatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kekayaan alam dan SDA yang melimpah di indonesia seharusnya menjadi tambang perekonomian bagi masyarakatnya, dan menjadikan indonesia sebagai negara yang maju dengan pendapatan perkapita di atas rata-rata. Karena kekayaan alamnya, namun pada kenyataannya saat ini indonesia dikategorikan sebagai negara berkembang, dengan pendapatan perkapita 3.300 U$. Dan sampai saat ini belum ada kemajuan yang menonjol.

Sesama makhluk hidup memang saling membutuhkan satu sama lain. Seperti halnya manusia yang membutuhkan alam untuk kelangsungan hidupnya, maka dari itu mereka memanfaatkan sumber daya alam yang ada, namun terkadang manusia mengeksploitasi alam secara berebihan. Sehingga alam ini pun rusak akibat dari kerakusan manusia terhadap alam demi kebutuhan ekonomi.

seharusnya manusia dan alam dapat hidup secara seimbang dengan cara memanfaatkan dan melestarikannya bukan hanya sekedar memanfaatkannya secara berlebihan, dengan begitu keharmonisan antara alam dan manusia pun tercipta sehingga kekayaan alam kita tetap terjaga.