Kamis, 16 Januari 2014

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia



PROPOSAL SKRIPSI 
Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai 
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu 
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 
  
 di susun oleh 

Nama                   : Desy Dwi Jayanti
NPM           : 21210864
Kelas          : 4EB10
Jurusan / jenjang: Akuntansi / SI



FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS GUNADARMA 
DEPOK 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini persaingan khususnya di dunia bisnis semakin ketat, sehingga perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan operasinya dan menjaga kelangsungan hidupnya. Salah satu cara untuk memperoleh sumber dana perusahaan adalah dengan cara menarik dana dari luar perusahaan, yang dapat diperoleh melalui pasar modal. Dari pasar modal ini perusahaan harus berusaha agar investor bersedia menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital gain dalam jangka panjang, Dengan demikian pasar modal merupakan wahana bagi perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga para investor juga dapat memperoleh deviden atas investasinya.
Tujuan utama investor dalam berinvestasi adalah untuk memperoleh imbalan (Return) atas investaasinya, berupa deviden dan capital again, yaitu selisih antara harga pasar saham dengan harga nominalnya. Selanjutnya tujuan perusahaan menerima investasi tersebut adalah untuk memperoleh hasil yang diharapkan (expected return), walaupun kemungkinan dihadapinya suatu resiko. Dengan demikian dalam menghimpun dana dari masyarakat atau dana dari para pemegang saham, perusahaan berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kondisi keuangan perusahaan dengan baik serta memperhatikan dan menjaga likuiditas, laverage, profitabilitas dan kinerja (performance) perusahaan.
Bagi perusahaan yang tidak go publik nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan bagi perusahaan yang go publik harga saham yang diperjualbelikan dibursa merupakan indikator nilai perusahaan. Sehingga apabila harga saham meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Apabila nilai perusahaan meningkat maka kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Karena dengan harga saham yang meningkat tersebut maka pemegang saham akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi. Harga saham yang diperjual belikan dibursa sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh perusahaan. Prestasi perusahaan dapat dinilai dari besarnya kineja keuangan selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat diamati dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi saham. Tetapi pada garis besarnya cara tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data perubahan harga dimasa lalu sebagai  upaya untuk meperkirakan harga  sekuritas dimasa yang akan datang, sedangkan analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran. Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok yaitu rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham. Dengan analisis tersebut para analisis mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor fundamental yang menpengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Disamping analisis teknikal dan analisis fundamental, investor juga harus memperhatikan resiko pasar saham dalam investasi saham tersebut. Resiko saham disebut resiko sistematis, dimana resiko tersebut berhubungan erat dengan perubahan harga saham kelompok tertentu yang disebabkan antisipasi investor terhadap perubahan tingkat pengembalian yang yang diharapkan.
Atas alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang masalah yaitu sebagai berikut:
1.         Bagaimana pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga saham secara simultan?
2.         Bagaimana pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga saham secara parsial?
3.         Berapa besar pengaruh koefisien determinasi (Adjusted R2) yang dapat dijelaskan dari faktor-faktor yang diteliti terhadap harga saham?

1.2.2.      Batasan Masalah
pembahasan dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah hanya pada analisis fundamental pada 10 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI yaitu PT. Agung Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Reality Tbk, PT. Bumi Serpong Damai Tbk, PT. Intiland Development Tbk, PT. Indonesia Prima Property Tbk, PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk, PT. Jaya Real Property Tbk, PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Cowell Development Tbk, PT. Ciputra Property Tbk. dengan Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over, Fixed Asset Turn Over), Rasio Profitabilitas (NPM, ROA), Rasio Leverage (Debt Ratio, DER), Rasio saham (EPS, PER). Periode 2010-2012.

1.3    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga saham secara simultan.
2.    Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga saham secara Parsial.
3.    Untuk mengetahui besarnya pengaruh koefisien determinasi (Adjusted R2) yang dapat dijelaskan dari faktor-faktor yang diteliti terhadap harga saham.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat akademis
a.       Penulis dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham.
b.      Penulis dapat memberikan gambaran kepada perusahaan tentang teori pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham.
1.4.2        Manfaat Praktis
a.       Investor dapat melakukan investasi secara bijaksana dengan melakukan pengamatan dan analisis saham yang diperjualbelikan di pasar modal.
b.      Emiten dapat mengamati kinerja peusahaannya dengan melihat pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil analisis rasio keuangan.

1.5    Metode Penelitian
Dalam upaya memperoleh data dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis mengadakan metode penelitian yang lazim digunakan.
1.5.1.      Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis mengambil objek penelitian pada 10 perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI, yang terdiri dari PT. Agung Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Reality Tbk, PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT Intiland Development Tbk, PT Indonesia Prima Property Tbk, PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Cowell Development Tbk, dan PT Ciputra Property Tbk.

1.5.2        Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi yang diambil dari tahun 2010 sampai dengan 2012, data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website http.//www.idx.co.id dan http.//finance.yahoo.com.

1.5.3        Metode Pengumpulan Data
       Dalam upaya untuk melengkapi penulisan ilmiah ini, penulis mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber yaitu :
1.          Penelitian Pustaka
Suatu metode yang dilakukan untuk mencari dan mendapatkan informasi dengan membaca serta mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan ilmiah ini. Data yang diperoleh dari penelitian pustaka ini disebut dengan data sekunder, karena data yang diperoleh didapat secara tidak langsung dari sumber data.

1.5.4.      Alat Analisis yang digunakan
   Untuk menganalisis data pada penulisan ilmiah ini yaitu berupa 10 laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI, yang terdiri dari laporan keuangan konsolidasi dan laporan laba rugi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang mana ini menjadi alat analisis untuk mengetahui perbedaan rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis fundamental.
Adapun alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :


1.      Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate.
Metode atau variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu terdiri dari :
a.    Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Mengukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber dana nya. Rasio Aktivitas yang dugunakan antara lain.
·         Total Asset Turn Over
Yaitu Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue
·         Fixed Asset Turn Over
fixed asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.

b.      Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio Profitabilitas yang digunakan antara lain
·         Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
·         Return On Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).
c.       Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinasir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio leverage yang dugunakan antara lain :
·         Debt Ratio
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
·         Debt Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan modal sendiri (eqiutas). Tingkat Debt Equity Ratio (DER) yang aman biasanya kurang dari lima puluh persen (50%). Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan.

d.      Rasio Saham (Common Stock Ratio)
Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya didalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Rasio saham yang dugunakan antara lain :
·         Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah rasio saham yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
·         Price Earning Ratio (PER)
PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.    




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal (Capital Market) merupakan  pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right issue, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).
Di dalam undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995, pengertian modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dalam arti sempit pasar modal dapat diartikan sebagai suatu pasar yang diperuntukkan untuk memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Sementara secara umum pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk diantaranya Bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat berharga yang beredar.
Pada dasarnya pasar modal mirip dengan pasar-pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, harus selalu ada penjual yang berhasil, mungkin yang membedakan dengan pasar-pasar lain adalah mengenai komoditi yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun, dengan kata lain, pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan surat berharga.
Pada awal perkembangan pasar mdal di indonesia, sampai tahun 1982 hanya 23 perusahaan, tetapi setelah itu pada angka 24 sampai tahun 1988. Sehingga pemerintah berinisiatif dalam bentuk memberikan keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia menjual sahamnya di pasar modal indonesia. Setelah itu barulah pada tahun 1990, pasar modal mengalami peningkatan yang pesat yaitu mencapai 124 perusahaan.
2.1.2.  Fungsi Dan Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena memberikan dua funsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (Investor) dan pihak yang memerlukan dana (Issuer).
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Berikut adalah fungsi dan manfaat pasar modal.
a.       Fungsi Pasar Modal
·      Sebagai alternatif berinvestasi
·      Sumber dana jangka panjang
·      Sebagai alat untuk melakukan divestasi
·      Sebagai alat restrukturisasi modal perusahaan
b.      Manfaat Pasar Modal
·         Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien
·         Pasar modal sebagai alternatif investasi
·         Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.
·         Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan
·         Peningkatan aktivitas ekonomi nasional

1.1.5        Instrumen Pasar Modal
Yang dimaksud dengann instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya jangka panjang.
Berikut berbagai instrumen pasar modal :
1.      Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, keuntungan atas saham disebut Deviden.
2.      Obligasi (Bon)
Obligasi yaitu surat yang menyatakan bahwa pemilik surat tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.
3.        Bukti Right ( Right Issue)
Bukti Right adalah surat berhrga yang memberikan hak bagi investor untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten.
4.      Waran
Waran merupakan hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan.
5.      Reksadana
Reksadana merupakan sekumpulan saham, obligasi serta efek lain yang dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan investasi yang profesional.

1.2    Bursa Efek
Bursa efek adalah suatu system convenant yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual efek (pihak deficit dana) dengan pembeli efek (pihak yang surplus dana) secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. Fungsi dari bursa efek adalah menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat, menciptakan harga wajar bagi efek yang bersangutan melalui mekanisme pasar, membantu pembelanjaan (pemenuhan dana) dunia usaha melalui penghimpunan dana masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan.
UU yang mengatur tentang pasar modal (UU Republik Indonesia no. 8 / 1995) juga mencantumkan pengertian bursa efek, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Dalam pengertian umum, bursa efek disamakan dengan pasar sekunder atau pasar kedua karena dilihat dari sudut mekanisme perdagangan yang berbeda dengan pasar ketiga ataupun pasar keempat. Dalam praktek pasar ketiga sering disebut juga Over The Counter market (OTC market), sedangkan pasar keempat yang prakteknya dijumpai di Amerika Serikat sering disebut Electronic Communication Network (ECN). Perbedaan mekanisme perdagangan antara Bursa Efek, OTC, dan ECN terletak pada pembentukan harga pasar.
2.2.1 Fungsi Bursa
Fungsi bursa adalah :
1.         Menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat.
2.         Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan.
3.         Untuk membantu dalam pembelanjaan dunia usaha.

1.3    Investasi
2.3.1 Pengertian Investasi
Pada dasarnya seorang investor akan memilih investasi yang menguntungkan, karena setiap modal yang disetor untuk investasi harus mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi. Tingkat pegembalian investasi yang tinggi dapat menjadi pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi disekuritas.
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada“Standar Akuntansi Keuangan” paragraf 3  (2004:131)yang menyatakan bahwa: “Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividend dan uang muka), untuk aprisiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. ”
Sedangkan, menurut Suad Husnan (2003:3) menjelaskan pengertian investasi sebagai berikut:
Investasi merupakan setiap penggunaan uang dengan maksud untuk  memperoleh penghasilan.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa investasi merupakan dana yang dialokasikan baik oleh investor maupun calon investor terhadap suatu perusahaan yang sedang membutuhkan dana tambahan atau modal, yang selanjutnya dari pihak perusahaan akan memberikan timbal balik terhadap investor maupun calon investor dengan pemberian berupa deviden atau keuntungan lainnya.    

2.3.2 Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi secara lebih luas tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini merupakan kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendekatan saat ini pendapatan masa datang.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:4) mengemukakan bahwa:
“Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain :Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. ”
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa investor dan calon investor pada dasarnya mengharapkan sebuah keuntungan dari sesuatu yang diinvestasikanya dimasa yang akan datang.

2.3.3 Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan risiko.
     Menurut Jogiyanto Hartono (2003 : 6) mengemukakan bahwa:
            “Dasar keputusan investasi terdiri dari Return dan Resiko. Return merupakan alasan utama orang berinvestasi yaitu untuk memperoleh keuntungan. Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return. ”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa dasar keputusan seseorang berinvestasi yaitu mencari keuntungan atau mengharapkan tingkat pengembalian dari return yang setinggi-tingginya dan tingkat resiko yang rendah.

2.4  Saham
Saham merupakan salah satu instrument keuangan yang diperdagangkan dipasar modal yang paling populer dan paling banyak diminati masyarakat walupun memiliki resiko yang besar. Keuntungan yang akan diperoleh dari penanaman modal dalam bentuk ini adalah dividend selain mendapatkan keuntungan berupa dividend para pemegang saham akan memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)
Untuk memperoleh modal, perusahaan menerima setoran dari para investor. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetorkan modal. Pemilik perusahaan merupakan pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham.
                 Berdasarkan pernyataan tersebut saham dapat dikatakan sebagai surat bukti pemilikan terhadap sebagian modal atas perseroan terbatas. Bagi investor, dengan memiliki surat bukti tersebut berarti ia sebagai pemilik perusahaan yang menerbitkan sutrat bukti tersebut dalam hal ini saham. Hal tersebut disebabkan karena untuk mendapatkan surat bukti tersebut investor mengeluarkan dananya yang digunakn untuk kegiatan usaha perusahaan.
Oleh karena itu, saham dapat pula dikatakan sebagai tanda penyertaan modal. Imbalan atas modal yang disertakan pada perusahaan tersebut, investor berhak atas dividend atau yang lainnya yang proforsinya sesuai dengan modal yang disetor pada perusahaan.

2.4.1 Jenis-jenis Saham
1.    Saham biasa, yaitu saham yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat dan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividend, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Para pemegang saham biasa akan ikut memikul resiko yang besar dibandingkan dengan para investor yang memiliki saham preferent.
2.    Saham preferent, yaitu saham yang memiliki hak terlebih dahulu atas pemegang saham biasa dalam memperoleh devidend, dimana dividend tersebut memiliki jumlah yang tetap dan mereka tidak terlalu banyak memikul resiko jika perusahaan mengalami kerugian, karena walupun perusahaan rugi mereka (para pemegang saham) tetap akan menerima dividend walupun dibayarnya nanti setelah perusahaan mengalami laba.   


2.4.2   Harga Saham
Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor, selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar.

Menurut Agus Sartono (2005;41) mendefinisikan harga saham adalah sebagai berikut:
“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.”
Berdasarkan pengertian di atas diberikan kesimpulan bahwa harga saham merupakan harga nilai sekarang yang bersumber dari terjadinya penjualan atas saham tersebut.
Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai dari suatu saham tersebut. Terdapat beberapa jenis nilai saham yang dapat mempengaruhi dalam penetapan harga saham.
masing-masing dari nilai-nilai yang berkaitan dengan harga saham yaitu terdiri dari:
a.         Nilai nominal
Nilai buku adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil pemikiran perusahaan yang mempunyai saham tersebut. Jadi nilai nominal sudah ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan.
b.        Nilai Buku
Nilai buku menunjukan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai  buku sering kali lebih tinggi daripada nilai nominalnya.
c.         Nilai Intrinsik
Nilai Intrinsik merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang.
d.        Nilai Pasar
Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar saham biasa adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan pembelian ketika mereka memperdagangkan saham.”
Pada surat berharga tercantum antara lain harga saham, harga ini disebut harga atau nilai nominal. Harga nominal ini merupakan nilai yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya nominal ini biasanya tergantung dari keinginan emiten atau perusahaan.

2.4.3 Analisis Penilaian Harga Saham
Dalam penutupan harga saham, prakteknya mengacu pada beberapa pendekatan teori penilaian. Terdapat dua model dan teknik analisis dalam penilaian harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis tekhnikal.
a.       Analisis Fundamental
Menurut Suad Husnan (2003:345)  memaparkan bahwa:
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. ”
Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang secara fundamental diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting bagi harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari.
              Informasi-informasi fundamental diantaranya :
a.         Kemampuan manajemen perusahaan
b.        Prospek perusahaan
c.         Prospek pemasaran
d.        Perkembangan teknologi
e.         Kemmapuan menghasilkan keuntungan
f.         Kemampuan terhadap perekonomian nasional
g.        Kebijaksanaan pemerintah
h.        Hak-hak yang diterima investor

b.      Analisis Teknikal
Menurut Suad Husnan (2003:345) dalam bukunya memaparkan bahwa:
Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (i) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan (ii) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan (iii) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. ”   
               Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk yang irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang bergabung ke dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya, tapi sering juga melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham sebagai penawaran yang merupakan manivestasi dari kondisi psikologis pemodal. Model ini pada intinya menggambarkan bahwa harga saham selalu berfluktuasi naik dan turun, namun naik dan turunnya harga saham tersebut ada batasannya yaitu batas atas dan batas bawah.
     Data yang digunakan dalam analisis teknikal biasanya berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi, teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

2.5              Rasio Keuangan 
1. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Mengukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber dana nya. Rasio Aktivitas yang dugunakan antara lain
a.       Total Asset Turn Over
Yaitu Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Rumus :           Penjualan Netto 
                                      Total Aktiva
b.      Fixed Asset Turn Over
fixed asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
Rumus :               Penjualan
                                      Aktiva Tetap

2.      Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio Profitabilitas yang dugunakan antara lain
a.       Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
Rumus :           Laba Bersih
                                     Penjualan
b.      Return On Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).
Rumus :           Laba Sebelum Pajak
                                         Total Aktiva

3.      Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinasir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio leverage yang dugunakan antara lain :
a.       Debt Ratio
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
Rumus :           Total Hutang
                                    Total Aktiva


b.      Debt Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan modal sendiri (eqiutas). Tingkat Debt Equity Ratio (DER) yang aman biasanya kurang dari lima puluh persen (50%). Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan.
Rumus :                Total Utang
                                    Total Modal Sendiri

4.      Rasio Saham (Common Stock Ratio)
Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya didalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Rasio Pasar yang dugunakan antara lain :
a.       Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah rasio saham yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
Rumus :                         Laba Bersih
                                    Jumlah Saham Yang Beredar

b.      Price Earning Ratio (PER)
PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.    
Rumus :           Harga Saham Perlembar
                                                 EPS








2.6    Kajian Penelitian Sejenis          

Tabel 2.1
Penelitian Sejenis
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabe Teknik Analisis
Hasil Penelitian
1.
Dhita Ayudia Wulandari (2009)
Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Indusri Pertambangan Dan Pertanian di BEI.
Variabel dependen : harga saham
Variabel independen :
EPS, PER, BVS, ROA, ROE, ROI, PBV, DER, BETA (β)

Hasil Penelitian pada industri pertambangan menunjukkan seluruh variabel independent berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan pada industri pertanian hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI, PBV, DER, serta Beta yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial.
2.
Asri Poerwanty (2010)
Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham Pada PT. Indosat Tbk
Variabel Dependen :
Harga Saham
Variabel Independen :
Debt Ratio, DER, ROA, ROE, BVS, EVS
Berdasarkan hasil pehitungan dan analisis dari rasio leverage, profitabilitas, dan rasio saham kondisi finansial PT. Indosat Tbk Pada tahun 2006-2009 dikatakan kurang baik.
3.
Dyna seng (2011)
Fundamental Analysis and the Prediction of Earnings
Devendent Variable : Earnings
Independent Variables: INV, AR, GM, SA, CAPX, ETR, LF, QUAL
Results
indicate that the fundamental signals are significant predictors of both short- and long-term future earnings
changes. Contextual factors that include prior earnings news, industry membership, macroeconomic conditions
and country of incorporation are all demonstrated to influence this relationship. Research results provide
evidence to support the use of fundamental analysis.


2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2
kerangka pemikiran




 






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis mengambil objek penelitian pada 10 perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT. Agung Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Reality Tbk, PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT Intiland Development Tbk, PT Indonesia Prima Property Tbk, PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Cowell Development Tbk, PT Ciputra Property Tbk.
3.2 Metode Pengumpulan Data dan Sampel Penelitian
Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil adalah 10 perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki laporan keuangan lengkap selama tiga tahun terakhir dari tahun 2010 sampai 2012. data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan data histories berupa laporan keuangan, literature dan harga saham yang tersedia di Bursa Efek Indonesia, dan melalui kepustakaan serta mengunduh dari website internet yang berkaitan dan menunjang dalam penelitian ini
3.3 Data / Variabel Penelitian
a. Variabel Indepenen
Berdasarkan pada masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-variabel independen yang akan diteliti adalah :

1.      Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
c.       Total Asset Turn Over (X1)
Rumus :           Penjualan Netto 
                                      Total Aktiva
d.      Fixed Asset Turn Over (x2)
Rumus :               Penjualan
                                      Aktiva Tetap

2.  Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
c.       Net Profit Margin (NPM) (x3)
Rumus :           Laba Bersih
                                     Penjualan
d.      Return On Asset (ROA) (x4)
Rumus :           Laba Sebelum Pajak
                                         Total Aktiva
3.    Rasio Leverage (Leverage Ratio)
c.       Debt Ratio (x5)
Rumus :           Total Hutang
                                    Total Aktiva
d.      Debt Equity Ratio (DER) (x6)
Rumus :                Total Utang
                                    Total Modal Sendiri
4.      Rasio Saham (Common Stock Ratio)
c.       Earning Per Share (EPS) (x7)
Rumus :                         Laba Bersih
                                    Jumlah Saham Yang Beredar

d.      Price Earning Ratio (PER) (x8)
Rumus :           Harga Saham Perlembar
                                                 EPS

c.       Variabel Dependen 
Harga saham (Y)



Tabel 3.1. Indikator
No
Variable
Konsep Variable
Indikator Variable
Skala
1
Total Asset Turn Over (X1)
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012

Rasio
2
Fixed Asset Turn Over (x2)
mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio
3
Net Profit Margin (NPM) (x3)


Mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio Profitabilitas yang dugunakan antara lain

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio
4
Return On Asset (ROA) (x4)


 untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio
5
Debt Ratio (x5)

untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio
6
Debt Equity Ratio (DER) (x6)

Merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan modal sendiri (eqiutas).  

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio
7
Earning Per Share (EPS) (x7)

 rasio saham yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.

Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio
8
Price Earning Ratio (PER) (x8)

menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.    
Laporan keuanagn
Perusahann di idx   pada tahun 2010-2012
Rasio

3.4 Metode Pengolahan Data
Data dan analisis dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan data kualitatif tentang teori penulisan dan cara perhitungan. Data untuk penelitian ini, penulis mendapatkan sumber dari buku, jurnal ilmiah dan informasi dari website.
3.5 Alat Analisis yang Digunakan
Berisikan metode yang digunakan penulis dalam pembahasan dan dalam mencapai tujuan penulisan maka penulis menggunakan metode yaitu:
1.        Metode analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over, Fixed Asset Turn Over), Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Asset), Rasio Leverage (Debt Ratio, Debt Equity Ratio), Rasio Pasar (Earning Per Share, Price Earning Ratio) terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate  maka digunakan analisis regresi berganda.
Adapun model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8
Penjelasan :
Y = Harga Saham                               X6 = DER                              
a  = Konstanta                                     X7 = EPS
X1 = Total Asset Turn Over                X8 = PER       
X2 = Fixed Asset Turn Over               b1– b8 = Koefisien korelasi         
X3 = NPM                                
X4 = ROA
X5 = Debt Rati           



DAFTAR PUSTAKA


Hartono, Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 3, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Poerwanty, Asri. 2010. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga saham Pada PT. INDOSAT, Tbk. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Samsul, Mohammad. (2006). Pasar Modal & Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga.

Sartono, Agus. (2005). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:BPFE. Algifari.

Seng, dyna. Fundamental Analysis and Prediction of Earnings. International Journal of Business and Management, School of Business, University of Otago (december 2011)
Suad, Husnan. (2003). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga.

Untoro, Joko & Tim Guru Indonesia. (2010). Buku Pintar Pelajar, Jakarta: Penerbit Agromedia Pustaka.

Usman, Marzuki dkk., Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Jakarta, Ray Indonesia.
Widoatmodjo, Sawidji. (2005). Cara sehat investasi pasar modal, Jakarta: Penerbit PT. Jurnalindo aksara garafika. 

Wijayanta, Bambang & Aristanti Vidyaningsih. (2006). Mengasah Kemampuan Ekonomi, Jakarta: Penerbit PT.Grafindo Media Pratama.

Wulandari, Dhita Ayudia. 2009. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Industri Pertambangan Dan Pertanian Di BEI. Jakarta: Universitas Gunadarma.