PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan
guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu
Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma
di
susun oleh
Nama : Desy Dwi Jayanti
NPM : 21210864
Kelas : 4EB10
Jurusan /
jenjang: Akuntansi / SI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di
era globalisasi saat ini persaingan khususnya di dunia bisnis semakin ketat,
sehingga perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasinya dan menjaga kelangsungan hidupnya. Salah satu cara untuk memperoleh
sumber dana perusahaan adalah dengan cara menarik dana dari luar perusahaan,
yang dapat diperoleh melalui pasar modal. Dari pasar modal ini perusahaan harus
berusaha agar investor bersedia menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Investor
disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan
harapan mendapatkan deviden dan capital gain dalam jangka panjang, Dengan
demikian pasar modal merupakan wahana bagi perusahaan untuk memperoleh laba,
sehingga para investor juga dapat memperoleh deviden atas investasinya.
Tujuan
utama investor dalam berinvestasi adalah untuk memperoleh imbalan (Return) atas
investaasinya, berupa deviden dan capital again, yaitu selisih antara
harga pasar saham dengan harga nominalnya. Selanjutnya tujuan perusahaan
menerima investasi tersebut adalah untuk memperoleh hasil yang diharapkan
(expected return), walaupun kemungkinan dihadapinya suatu resiko. Dengan
demikian dalam menghimpun dana dari masyarakat atau dana dari para pemegang
saham, perusahaan berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kondisi keuangan
perusahaan dengan baik serta memperhatikan dan menjaga likuiditas, laverage,
profitabilitas dan kinerja (performance) perusahaan.
Bagi
perusahaan yang tidak go publik nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan bagi
perusahaan yang go publik harga saham yang diperjualbelikan dibursa merupakan
indikator nilai perusahaan. Sehingga apabila harga saham meningkat maka nilai
perusahaan juga akan meningkat. Apabila nilai perusahaan meningkat maka
kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Karena dengan harga saham yang
meningkat tersebut maka pemegang saham akan memperoleh tingkat pengembalian
yang tinggi. Harga saham yang diperjual belikan dibursa sangat berkaitan dengan
prestasi yang dicapai oleh perusahaan. Prestasi perusahaan dapat dinilai dari
besarnya kineja keuangan selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan
dapat diamati dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik.
Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi saham. Tetapi pada garis
besarnya cara tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu analisis teknikal
dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data perubahan harga
dimasa lalu sebagai upaya untuk
meperkirakan harga sekuritas dimasa yang
akan datang, sedangkan analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja
perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran. Untuk
menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi
dalam empat kelompok yaitu rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio
saham. Dengan analisis tersebut para analisis mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor fundamental yang
menpengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor
tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Disamping analisis teknikal
dan analisis fundamental, investor juga harus memperhatikan resiko pasar saham
dalam investasi saham tersebut. Resiko saham disebut resiko sistematis, dimana
resiko tersebut berhubungan erat dengan perubahan harga saham kelompok tertentu
yang disebabkan antisipasi investor terhadap perubahan tingkat pengembalian
yang yang diharapkan.
Atas alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga saham Pada Perusahaan Property dan
Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah
Dalam rumusan
masalah, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
latar belakang masalah yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan
oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga
saham secara simultan?
2.
Bagaimana pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan
oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga
saham secara parsial?
3.
Berapa besar pengaruh koefisien determinasi (Adjusted
R2) yang dapat dijelaskan dari faktor-faktor yang diteliti terhadap
harga saham?
1.2.2.
Batasan Masalah
pembahasan
dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah hanya pada analisis fundamental
pada 10 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI yaitu PT.
Agung Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Reality Tbk, PT. Bumi Serpong Damai
Tbk, PT. Intiland Development Tbk, PT. Indonesia Prima Property Tbk, PT.
Jakarta International Hotels & Development Tbk, PT. Jaya Real Property Tbk,
PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Cowell Development Tbk, PT. Ciputra Property Tbk.
dengan Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over, Fixed Asset Turn Over), Rasio Profitabilitas
(NPM, ROA), Rasio Leverage (Debt Ratio, DER), Rasio saham (EPS, PER). Periode
2010-2012.
1.3
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh rasio keuangan yang ditunjukkan oleh rasio aktivitas,
profitabilitas, leverage, dan rasio saham terhadap harga saham secara simultan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang
ditunjukkan oleh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage, dan rasio saham
terhadap harga saham secara Parsial.
3.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh koefisien
determinasi (Adjusted R2) yang dapat dijelaskan dari faktor-faktor
yang diteliti terhadap harga saham.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat akademis
a.
Penulis dapat menambah wawasan pembaca mengenai
pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham.
b.
Penulis dapat memberikan gambaran kepada perusahaan
tentang teori pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham.
1.4.2
Manfaat Praktis
a.
Investor dapat melakukan investasi secara bijaksana dengan
melakukan pengamatan dan analisis saham yang diperjualbelikan di pasar modal.
b.
Emiten dapat mengamati kinerja peusahaannya dengan
melihat pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil analisis rasio keuangan.
1.5 Metode Penelitian
Dalam upaya
memperoleh data dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis mengadakan
metode penelitian yang lazim digunakan.
1.5.1.
Objek Penelitian
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis mengambil objek penelitian pada 10 perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI, yang terdiri dari PT. Agung
Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Reality Tbk, PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT
Intiland Development Tbk, PT Indonesia Prima Property Tbk, PT Jakarta
International Hotels & Development Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Lippo
Karawaci Tbk, PT Cowell Development Tbk, dan PT Ciputra Property Tbk.
1.5.2
Data / Variabel
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi yang diambil
dari tahun 2010 sampai dengan 2012, data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
(BEI) melalui website http.//www.idx.co.id dan http.//finance.yahoo.com.
1.5.3
Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya untuk melengkapi penulisan
ilmiah ini, penulis mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber yaitu
:
1.
Penelitian Pustaka
Suatu metode yang dilakukan untuk
mencari dan mendapatkan informasi dengan membaca serta mempelajari
literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam
penulisan ilmiah ini. Data yang diperoleh dari penelitian pustaka ini disebut
dengan data sekunder, karena data yang diperoleh didapat secara tidak langsung
dari sumber data.
1.5.4.
Alat Analisis yang digunakan
Untuk menganalisis data pada
penulisan ilmiah ini yaitu berupa 10 laporan keuangan perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di BEI, yang terdiri dari laporan keuangan
konsolidasi dan laporan laba rugi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang
mana ini menjadi alat analisis untuk mengetahui perbedaan rasio keuangan
perusahaan dengan menggunakan analisis fundamental.
Adapun alat
analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio
keuangan terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate.
Metode atau variabel yang digunakan pada penelitian
ini yaitu terdiri dari :
a.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Mengukur
sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber dana nya. Rasio
Aktivitas yang dugunakan antara lain.
·
Total Asset Turn Over
Yaitu Kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal
yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue
·
Fixed Asset Turn Over
fixed
asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva
tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
b. Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio)
Mengukur efektifitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio
Profitabilitas yang digunakan antara lain
·
Net Profit Margin (NPM)
Net
profit margin mengukur persentase laba bersih
(setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
·
Return On Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).
c. Rasio
Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage menunjukan sejauh mana
perusahaan dibiayai atau difinasir oleh pihak luar atau dengan kata lain
financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai
investasi perusahaan. Rasio leverage yang dugunakan antara lain :
·
Debt Ratio
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.
Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
·
Debt Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio utang yang diukur dari
perbandingan utang dengan modal sendiri (eqiutas). Tingkat Debt Equity Ratio
(DER) yang aman biasanya kurang dari lima puluh persen (50%). Semakin kecil DER
semakin baik bagi perusahaan.
d. Rasio
Saham (Common Stock Ratio)
Rasio yang mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya didalam industri dan dalam
perkembangan ekonomi secara umum. Rasio saham yang dugunakan antara lain :
·
Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah rasio saham
yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
·
Price Earning Ratio (PER)
PER menunjukkan rasio dari harga saham
terhadap earning. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan
dari earning.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar
modal (Capital Market) merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan,
baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang
diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right issue,
obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put
atau call).
Di dalam undang-undang
pasar modal No.8 tahun 1995, pengertian modal dijelaskan lebih spesifik sebagai
kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dalam arti sempit pasar
modal dapat diartikan sebagai suatu pasar yang diperuntukkan untuk
memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai
jasa para perantara pedagang efek.
Sementara secara umum
pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
diantaranya Bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan,
serta keseluruhan surat berharga yang beredar.
Pada dasarnya pasar
modal mirip dengan pasar-pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, harus
selalu ada penjual yang berhasil, mungkin yang membedakan dengan pasar-pasar
lain adalah mengenai komoditi yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan
pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang,
yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun, dengan
kata lain, pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan
surat berharga.
Pada awal perkembangan
pasar mdal di indonesia, sampai tahun 1982 hanya 23 perusahaan, tetapi setelah
itu pada angka 24 sampai tahun 1988. Sehingga pemerintah berinisiatif dalam
bentuk memberikan keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia menjual
sahamnya di pasar modal indonesia. Setelah itu barulah pada tahun 1990, pasar
modal mengalami peningkatan yang pesat yaitu mencapai 124 perusahaan.
2.1.2. Fungsi Dan Manfaat Pasar Modal
Pasar
modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena memberikan
dua funsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (Investor) dan pihak yang memerlukan dana (Issuer).
Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. Berikut adalah fungsi dan manfaat pasar
modal.
a. Fungsi
Pasar Modal
· Sebagai
alternatif berinvestasi
· Sumber
dana jangka panjang
· Sebagai
alat untuk melakukan divestasi
· Sebagai
alat restrukturisasi modal perusahaan
b. Manfaat
Pasar Modal
·
Pasar modal merupakan wahana
pengalokasian dana secara efisien
·
Pasar modal sebagai alternatif investasi
·
Memungkinkan para investor untuk
memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.
·
Pelaksanaan manajemen perusahaan secara
profesional dan transparan
·
Peningkatan aktivitas ekonomi nasional
1.1.5
Instrumen Pasar Modal
Yang
dimaksud dengann instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga yang
diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya jangka panjang.
Berikut berbagai instrumen pasar modal :
1. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukan
bukti kepemilikan suatu perusahaan, keuntungan atas saham disebut Deviden.
2. Obligasi
(Bon)
Obligasi yaitu surat yang menyatakan
bahwa pemilik surat tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
menerbitkan surat obligasi.
3.
Bukti Right ( Right Issue)
Bukti Right adalah surat berhrga yang
memberikan hak bagi investor untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh
emiten.
4. Waran
Waran merupakan hak untuk membeli saham pada
waktu dan harga yang sudah ditentukan.
5. Reksadana
Reksadana
merupakan sekumpulan saham, obligasi serta efek lain yang dibeli oleh
sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan investasi yang
profesional.
1.2 Bursa Efek
Bursa efek adalah
suatu system convenant yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk
mempertemukan penjual efek (pihak deficit dana) dengan pembeli efek (pihak yang
surplus dana) secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. Fungsi dari bursa
efek adalah menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah
ditawarkan kepada masyarakat, menciptakan harga wajar bagi efek yang
bersangutan melalui mekanisme pasar, membantu pembelanjaan (pemenuhan dana)
dunia usaha melalui penghimpunan dana masyarakat dalam pemilikan saham-saham
perusahaan.
UU
yang mengatur tentang pasar modal (UU Republik Indonesia no. 8 / 1995) juga
mencantumkan pengertian bursa efek, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Dalam
pengertian umum, bursa efek disamakan dengan pasar sekunder atau pasar kedua
karena dilihat dari sudut mekanisme perdagangan yang berbeda dengan pasar
ketiga ataupun pasar keempat. Dalam praktek pasar ketiga sering disebut juga
Over The Counter market (OTC market), sedangkan pasar keempat yang prakteknya
dijumpai di Amerika Serikat sering disebut Electronic Communication Network
(ECN). Perbedaan mekanisme perdagangan antara Bursa Efek, OTC, dan ECN terletak
pada pembentukan harga pasar.
2.2.1 Fungsi Bursa
Fungsi bursa adalah
:
1.
Menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang
telah ditawarkan kepada masyarakat.
2.
Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang
bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan.
3.
Untuk membantu dalam pembelanjaan dunia usaha.
1.3
Investasi
2.3.1 Pengertian
Investasi
Pada dasarnya
seorang investor akan memilih investasi yang menguntungkan, karena setiap modal
yang disetor untuk investasi harus mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi.
Tingkat pegembalian investasi yang tinggi dapat menjadi pertimbangan bagi para
investor untuk berinvestasi disekuritas.
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan pada“Standar Akuntansi
Keuangan” paragraf 3 (2004:131)yang
menyatakan bahwa: “Investasi adalah suatu aktiva
yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth)
melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividend dan uang muka), untuk aprisiasi
nilai investasi, atau untuk manfaat lain perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. ”
Sedangkan, menurut Suad Husnan (2003:3) menjelaskan pengertian investasi
sebagai berikut:
“Investasi merupakan setiap penggunaan uang dengan
maksud untuk memperoleh penghasilan.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa investasi merupakan dana
yang dialokasikan baik oleh investor maupun calon investor terhadap suatu
perusahaan yang sedang membutuhkan dana tambahan atau modal, yang selanjutnya
dari pihak perusahaan akan memberikan timbal balik terhadap investor maupun
calon investor dengan pemberian berupa deviden
atau keuntungan lainnya.
2.3.2 Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah
untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi secara lebih luas tujuan investasi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini
merupakan kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendekatan
saat ini pendapatan masa datang.
Menurut Jogiyanto
Hartono (2008:4) mengemukakan bahwa:
“Ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain :Untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di
masa yang akan datang. ”
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa investor dan
calon investor pada dasarnya mengharapkan sebuah keuntungan dari sesuatu yang
diinvestasikanya dimasa yang akan datang.
2.3.3 Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return
yang diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan
risiko.
Menurut
Jogiyanto Hartono (2003 : 6)
mengemukakan bahwa:
“Dasar keputusan investasi
terdiri dari Return dan Resiko. Return merupakan alasan utama
orang berinvestasi yaitu untuk memperoleh keuntungan. Sudah sewajarnya jika
investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari investasi yang
dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu
berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya
semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return. ”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa dasar keputusan seseorang berinvestasi yaitu mencari keuntungan atau
mengharapkan tingkat pengembalian dari return
yang setinggi-tingginya dan tingkat resiko yang rendah.
2.4 Saham
Saham merupakan salah satu instrument keuangan yang
diperdagangkan dipasar modal yang paling populer dan paling banyak diminati
masyarakat walupun memiliki resiko yang besar. Keuntungan yang akan diperoleh
dari penanaman modal dalam bentuk ini adalah dividend selain mendapatkan keuntungan berupa dividend para pemegang saham akan memiliki hak suara dalam rapat
umum pemegang saham (RUPS)
Untuk
memperoleh modal, perusahaan menerima setoran dari para investor. Sebagai bukti
setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan
kepada pihak-pihak yang menyetorkan modal. Pemilik perusahaan merupakan pihak
yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham.
Berdasarkan pernyataan tersebut saham dapat dikatakan sebagai surat bukti
pemilikan terhadap sebagian modal atas perseroan terbatas. Bagi investor,
dengan memiliki surat bukti tersebut berarti ia sebagai pemilik perusahaan yang
menerbitkan sutrat bukti tersebut dalam hal ini saham. Hal tersebut disebabkan
karena untuk mendapatkan surat bukti tersebut investor mengeluarkan dananya
yang digunakn untuk kegiatan usaha perusahaan.
Oleh karena itu, saham dapat pula dikatakan sebagai tanda
penyertaan modal. Imbalan atas modal yang disertakan pada perusahaan tersebut,
investor berhak atas dividend atau
yang lainnya yang proforsinya sesuai dengan modal yang disetor pada perusahaan.
2.4.1 Jenis-jenis Saham
1. Saham biasa, yaitu saham yang paling banyak dimiliki oleh
masyarakat dan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap
pembagian dividend, dan hak atas
harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Para
pemegang saham biasa akan ikut memikul resiko yang besar dibandingkan dengan
para investor yang memiliki saham preferent.
2. Saham preferent, yaitu saham yang memiliki hak terlebih
dahulu atas pemegang saham biasa dalam memperoleh devidend, dimana dividend tersebut
memiliki jumlah yang tetap dan mereka tidak terlalu banyak memikul resiko jika
perusahaan mengalami kerugian, karena walupun perusahaan rugi mereka (para
pemegang saham) tetap akan menerima dividend
walupun dibayarnya nanti setelah perusahaan mengalami laba.
2.4.2 Harga Saham
Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya
saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor,
selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan
dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari
mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar.
Menurut Agus Sartono (2005;41) mendefinisikan harga saham
adalah sebagai berikut:
“Harga saham adalah sebesar
nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan
akan diterima.”
Berdasarkan pengertian di atas diberikan kesimpulan bahwa harga saham
merupakan harga nilai sekarang yang bersumber dari terjadinya penjualan atas
saham tersebut.
Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan
harga pasar yang akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan
berkaitan dengan nilai dari suatu saham tersebut. Terdapat beberapa jenis nilai
saham yang dapat mempengaruhi dalam penetapan harga saham.
masing-masing
dari nilai-nilai yang berkaitan dengan harga saham yaitu terdiri dari:
a.
Nilai nominal
Nilai buku adalah nilai yang tercantum dalam
sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil
pemikiran perusahaan yang mempunyai saham tersebut. Jadi nilai nominal sudah
ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan.
b.
Nilai Buku
Nilai buku menunjukan nilai bersih kekayaan
perusahaan, artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva
perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi
dengan jumlah saham yang beredar. Nilai
buku sering kali lebih tinggi daripada nilai nominalnya.
c.
Nilai
Intrinsik
Nilai Intrinsik merupakan nilai
yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi
perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang.
d.
Nilai Pasar
Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi
dipasar selembar saham biasa adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan
pembelian ketika mereka memperdagangkan saham.”
Pada surat berharga tercantum antara lain harga
saham, harga ini disebut harga atau nilai nominal. Harga nominal ini merupakan
nilai yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya nominal
ini biasanya tergantung dari keinginan emiten atau perusahaan.
2.4.3 Analisis Penilaian Harga Saham
Dalam penutupan harga saham, prakteknya mengacu pada
beberapa pendekatan teori penilaian. Terdapat dua model dan teknik analisis
dalam penilaian harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis tekhnikal.
a.
Analisis
Fundamental
Menurut Suad
Husnan (2003:345) memaparkan
bahwa:
“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan
hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. ”
Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa
setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari seorang
pemodal yang rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel
yang secara fundamental diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek.
Argumentasi dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting
bagi harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian
hari.
Informasi-informasi fundamental
diantaranya :
a.
Kemampuan
manajemen perusahaan
b.
Prospek
perusahaan
c.
Prospek
pemasaran
d.
Perkembangan
teknologi
e.
Kemmapuan
menghasilkan keuntungan
f.
Kemampuan
terhadap perekonomian nasional
g.
Kebijaksanaan
pemerintah
h.
Hak-hak
yang diterima investor
b.
Analisis
Teknikal
Menurut Suad
Husnan (2003:345) dalam bukunya memaparkan bahwa:
“Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham
(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar)
di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (i) bahwa
harga saham mencerminkan informasi yang relevan (ii) bahwa informasi tersebut
ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan (iii) karenanya
perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan
berulang. ”
Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah
makhluk yang irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang
bergabung ke dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya,
tapi sering juga melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga
saham sebagai penawaran yang merupakan manivestasi dari kondisi psikologis
pemodal. Model ini pada intinya menggambarkan bahwa harga saham selalu
berfluktuasi naik dan turun, namun naik dan turunnya harga saham tersebut ada
batasannya yaitu batas atas dan batas bawah.
Data yang digunakan dalam analisis teknikal
biasanya berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer
dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas
yang akan dipilih dalam berinvestasi, teknik ini mengabaikan hal-hal yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
2.5
Rasio
Keuangan
1. Rasio
Aktivitas (Activity Ratio)
Mengukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam
menggunakan sumber dana nya. Rasio Aktivitas yang dugunakan
antara lain
a.
Total Asset Turn Over
Yaitu Kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal
yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Rumus : Penjualan
Netto
Total Aktiva
b. Fixed
Asset Turn Over
fixed
asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva
tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
Rumus :
Penjualan
Aktiva Tetap
2. Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio)
Mengukur efektifitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio
Profitabilitas yang dugunakan antara lain
a. Net
Profit Margin (NPM)
Net
profit margin mengukur persentase laba bersih
(setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
Rumus : Laba Bersih
Penjualan
b. Return
On Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).
Rumus : Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva
3. Rasio
Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage menunjukan sejauh mana
perusahaan dibiayai atau difinasir oleh pihak luar atau dengan kata lain
financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai
investasi perusahaan. Rasio leverage yang dugunakan antara lain :
a. Debt
Ratio
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.
Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
Rumus : Total Hutang
Total
Aktiva
b. Debt
Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio utang yang diukur dari
perbandingan utang dengan modal sendiri (eqiutas). Tingkat Debt Equity Ratio
(DER) yang aman biasanya kurang dari lima puluh persen (50%). Semakin kecil DER
semakin baik bagi perusahaan.
Rumus :
Total Utang
Total
Modal Sendiri
4. Rasio
Saham (Common Stock Ratio)
Rasio yang mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya didalam industri dan dalam
perkembangan ekonomi secara umum. Rasio Pasar yang dugunakan antara lain :
a. Earning
Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah rasio saham
yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
Rumus : Laba Bersih
Jumlah
Saham Yang Beredar
b. Price
Earning Ratio (PER)
PER menunjukkan rasio dari harga saham
terhadap earning. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan
dari earning.
Rumus : Harga Saham Perlembar
EPS
2.6
Kajian
Penelitian Sejenis
Tabel
2.1
Penelitian
Sejenis
No
|
Nama Peneliti
|
Judul Penelitian
|
Variabe Teknik Analisis
|
Hasil Penelitian
|
1.
|
Dhita Ayudia Wulandari (2009)
|
Analisis Faktor Fundamental Terhadap
Harga Saham Indusri Pertambangan Dan Pertanian di BEI.
|
Variabel dependen : harga saham
Variabel independen :
EPS, PER, BVS, ROA, ROE, ROI, PBV,
DER, BETA (β)
|
Hasil Penelitian pada industri
pertambangan menunjukkan seluruh variabel independent berpengaruh signifikan
terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan pada
industri pertanian hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI, PBV, DER, serta Beta
yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara simultan maupun
parsial.
|
2.
|
Asri Poerwanty (2010)
|
Analisis Fundamental Terhadap Harga
Saham Pada PT. Indosat Tbk
|
Variabel Dependen :
Harga Saham
Variabel Independen :
Debt Ratio, DER, ROA, ROE, BVS, EVS
|
Berdasarkan hasil pehitungan dan
analisis dari rasio leverage, profitabilitas, dan rasio saham kondisi
finansial PT. Indosat Tbk Pada tahun 2006-2009 dikatakan kurang baik.
|
3.
|
Dyna seng (2011)
|
Fundamental Analysis and the
Prediction of Earnings
|
Devendent Variable : Earnings
Independent Variables: INV, AR, GM,
SA, CAPX, ETR, LF, QUAL
|
Results
indicate that
the fundamental signals are significant predictors of both short- and
long-term future earnings
changes.
Contextual factors that include prior earnings news, industry membership,
macroeconomic conditions
and country of
incorporation are all demonstrated to influence this relationship. Research
results provide
evidence to support the use of
fundamental analysis.
|
2.7
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
kerangka pemikiran
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis mengambil objek penelitian pada 10 perusahaan Property
dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT. Agung
Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Reality Tbk, PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT
Intiland Development Tbk, PT Indonesia Prima Property Tbk, PT Jakarta
International Hotels & Development Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Lippo
Karawaci Tbk, PT Cowell Development Tbk, PT Ciputra Property Tbk.
3.2
Metode Pengumpulan Data dan Sampel Penelitian
Dalam
melakukan penelitian, metode yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling.
Sampel yang diambil adalah 10 perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki laporan keuangan lengkap selama
tiga tahun terakhir dari tahun 2010 sampai 2012. data yang dikumpulkan akan
digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data tersebut harus
benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan data histories
berupa laporan keuangan, literature dan harga saham yang tersedia di Bursa Efek
Indonesia, dan melalui kepustakaan serta mengunduh dari website internet yang
berkaitan dan menunjang dalam penelitian ini
3.3
Data / Variabel Penelitian
a. Variabel Indepenen
Berdasarkan
pada masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-variabel independen
yang akan diteliti adalah :
1. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
c.
Total Asset Turn Over (X1)
Rumus : Penjualan Netto
Total Aktiva
d. Fixed
Asset Turn Over (x2)
Rumus :
Penjualan
Aktiva Tetap
2. Rasio Profitabilitas (Profitability
Ratio)
c. Net
Profit Margin (NPM) (x3)
Rumus : Laba Bersih
Penjualan
d. Return
On Asset (ROA) (x4)
Rumus : Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva
3. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
c. Debt
Ratio (x5)
Rumus : Total Hutang
Total
Aktiva
d. Debt
Equity Ratio (DER) (x6)
Rumus :
Total Utang
Total
Modal Sendiri
4.
Rasio
Saham (Common Stock Ratio)
c. Earning
Per Share (EPS) (x7)
Rumus : Laba Bersih
Jumlah
Saham Yang Beredar
d. Price
Earning Ratio (PER) (x8)
Rumus : Harga Saham Perlembar
EPS
c.
Variabel
Dependen
Harga saham (Y)
Tabel
3.1. Indikator
No
|
Variable
|
Konsep
Variable
|
Indikator
Variable
|
Skala
|
1
|
Total Asset Turn Over (X1)
|
Kemampuan
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu
atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
2
|
Fixed
Asset Turn Over (x2)
|
mengukur
efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
3
|
Net
Profit Margin (NPM) (x3)
|
Mengukur
efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya
tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Rasio Profitabilitas yang dugunakan antara lain
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
4
|
Return On Asset (ROA)
(x4)
|
untuk mengukur efektifitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
5
|
Debt Ratio (x5)
|
untuk
mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang
berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko
yang dihadapi.
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
6
|
Debt Equity Ratio
(DER) (x6)
|
Merupakan
rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan modal sendiri
(eqiutas).
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
7
|
Earning Per Share
(EPS) (x7)
|
rasio saham yang mengukur besarnya laba yang
diberikan kepada pemegang saham.
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
8
|
Price Earning Ratio
(PER) (x8)
|
menunjukkan
rasio dari harga saham terhadap earning.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham
terhadap kelipatan dari earning.
|
Laporan keuanagn
Perusahann di idx pada tahun 2010-2012
|
Rasio
|
3.4
Metode Pengolahan Data
Data
dan analisis dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi dua yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan data kualitatif tentang teori penulisan dan cara
perhitungan. Data untuk penelitian ini, penulis mendapatkan sumber dari buku,
jurnal ilmiah dan informasi dari website.
3.5
Alat Analisis yang Digunakan
Berisikan
metode yang digunakan penulis dalam pembahasan dan dalam mencapai tujuan
penulisan maka penulis menggunakan metode yaitu:
1.
Metode analisis Regresi Linier Berganda
Untuk
mengetahui pengaruh Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over, Fixed Asset
Turn Over), Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Asset), Rasio
Leverage (Debt Ratio, Debt Equity Ratio), Rasio Pasar (Earning Per Share, Price
Earning Ratio) terhadap harga saham pada perusahaan property dan
real estate maka digunakan analisis
regresi berganda.
Adapun
model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
+ b4X4 + b5X5
+
b6X6 + b7X7 + b8X8
Penjelasan
:
Y
= Harga Saham X6
= DER
a = Konstanta X7
= EPS
X1
= Total Asset Turn Over X8
= PER
X2
= Fixed Asset Turn Over b1– b8 = Koefisien korelasi
X3
= NPM
X4
= ROA
X5
= Debt Rati
DAFTAR
PUSTAKA
Hartono,
Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Jogiyanto,
2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 3, BPFE Yogyakarta,
Yogyakarta.
Poerwanty, Asri.
2010. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga saham Pada PT. INDOSAT, Tbk.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Samsul,
Mohammad. (2006). Pasar Modal &
Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga.
Sartono, Agus. (2005). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:BPFE. Algifari.
Seng, dyna. Fundamental Analysis and Prediction of
Earnings. International Journal of Business and Management, School of
Business, University of Otago (december 2011)
Suad, Husnan. (2003). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga.
Untoro, Joko
& Tim Guru Indonesia. (2010). Buku
Pintar Pelajar, Jakarta: Penerbit Agromedia Pustaka.
Usman,
Marzuki
dkk., Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Jakarta, Ray Indonesia.
Widoatmodjo,
Sawidji. (2005). Cara sehat investasi
pasar modal, Jakarta: Penerbit PT. Jurnalindo aksara garafika.
Wijayanta,
Bambang & Aristanti Vidyaningsih. (2006). Mengasah Kemampuan Ekonomi, Jakarta: Penerbit PT.Grafindo Media
Pratama.
Wulandari, Dhita
Ayudia. 2009. Analisis Faktor Fundamental
Terhadap Harga Saham Industri Pertambangan Dan Pertanian Di BEI. Jakarta:
Universitas Gunadarma.