Hampir tiap tahun rakyat Indonesia mengalami musim
banjir yang bermacam-macam jenisnya. Ada banjir biasa, ada banjir bandang, ada
banjir yang tidak terduga datangnya, ada banjir kiriman serta banjir yang sifatnya
permanent.
Banjir tahun ini sudah diprediksi oleh BOMG. Potensi
banjir tahun ini sangat besar. Bahkan untuk Kota Jakarta mengalami banjir
bandang besar.
Yang lebih
memprihatinkan adalah Jalan Tol Jakarta-Merak, maupun Merak-Jakarta di Km 57,
diterjang banjir. Dampak yang terlihat adalah truk-truk yang mengangkut bahan
makanan, macet total.
Pasokan
bahan-bahan sembako juga terhambat di Merak. Penyeberangan terganjal oleh
gelombang laut yang tingginya hingga mencapai 4-5 meter, sehingga walaupun ada kapal,
namun tidak bisa jalan ke laut, diterjang ombak. Produksi ikan juga turun.
Bahan-bahan
dari Sumatra untuk Jawa dan sebaliknya dari Jawa ke Sumatra, semuanya
terhambat, hingga ada bahan makanan yang membusuk.
Apa yang terjadi adalah banjir tenyata membawa dampak
pada perekonomian rakyat. Apa yang terjadi di lapangan dewasa ini adalah
menunggu-menunggu dan menunggu suatu ”kepastian”.
Situasi banjir di Jakarta semakin parah. Meskipun
Gubernur DKI menjanjikan ”angin sorga” banjir bisa diatasi, tetapi kenyataan
dilapangan sangat susah diprediksi dan diperbaiki.
Kerugian
perekonomian secara makro dan mikro terjadi di Jakarta. Bahkan tidak mustahil
keluh-kesah yang dilontarkan Pemerintah Pusat, Pemda, Masyarakat luas serta DPR
maupun DPRD, tidak bisa menjawab untuk mengatasinya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,
Hatta Rajasa mengatakan, banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta
telah memberikan dampak luar biasa bagi kegiatan perekonomian di ibu kota negara
tersebut.
Tentu saja kerugian secara ekonomi telah
terjadi. Masyarakat tidak dapat beraktivitas, banyak rumah yang rusak terendam
air dan beberapa aktivitas industri terganggu.
Situasi ini, diakuinya memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat. Meski begitu, Hatta mengaku sampai saat ini belum mendapatkan laporan berapa kerugian yang terjadi akibat dampak banjir di Jakarta. Demikian pula, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta bekerja sama untuk mengatasi banjir ini, sehingga tidak terulang kembali.
Guna mengatasi dampak banjir di Jakarta ini, Hatta juga mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan atas instruksi presiden.
Situasi ini, diakuinya memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat. Meski begitu, Hatta mengaku sampai saat ini belum mendapatkan laporan berapa kerugian yang terjadi akibat dampak banjir di Jakarta. Demikian pula, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta bekerja sama untuk mengatasi banjir ini, sehingga tidak terulang kembali.
Guna mengatasi dampak banjir di Jakarta ini, Hatta juga mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan atas instruksi presiden.
Hatta
berharap situasi yang terjadi akibat banjir ini tidak berlangsung dalam waktu
yang lebih lama. Pemrintah secepatnya akan mengupayakan masyarakat yang terkena
dampak banjir ini dapat kembali melakukan aktivitasnya.
Oleh karena itu perlu ada pemikiran ulang terhadap
Rencana dan Rancangan Pembangunan di Jakarta khususnya untuk pembangunan di
bidang transportasi dan upaya mengatasi banjir.
Hutan beton,
hutan pencakar langit, hutan daerah rawan banjir semakin berlomba didirikan.
Harus segera diubah menjadi wilayah yang ramah lingkungan.
Ibukota yang
tidak memiliki rencana dan rancangan tata-kota yang baik, akan menimbulkan
berbagai dampak terhadap perekonomian rakyat serta tumbuhnya kriminalitas serta
tumbuhnya rasa ketidakpercayaan kepada Pemerintah Pusat maupun kepada
pemerintah daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar