Selasa, 05 Februari 2013

Dampak Banjir Terhadap Perekonomian Di Indonesia

Hampir tiap tahun rakyat Indonesia mengalami musim banjir yang bermacam-macam jenisnya. Ada banjir biasa, ada banjir bandang, ada banjir yang tidak terduga datangnya, ada banjir kiriman serta banjir yang sifatnya permanent.
Banjir tahun ini sudah diprediksi oleh BOMG. Potensi banjir tahun ini sangat besar. Bahkan untuk Kota Jakarta mengalami banjir bandang besar.
Yang lebih memprihatinkan adalah Jalan Tol Jakarta-Merak, maupun Merak-Jakarta di Km 57, diterjang banjir. Dampak yang terlihat adalah truk-truk yang mengangkut bahan makanan, macet total.
Pasokan bahan-bahan sembako juga terhambat di Merak. Penyeberangan terganjal oleh gelombang laut yang tingginya hingga mencapai 4-5 meter, sehingga walaupun ada kapal, namun tidak bisa jalan ke laut, diterjang ombak. Produksi ikan juga turun.
Bahan-bahan dari Sumatra untuk Jawa dan sebaliknya dari Jawa ke Sumatra, semuanya terhambat, hingga ada bahan makanan yang membusuk.
Apa yang terjadi adalah banjir tenyata membawa dampak pada perekonomian rakyat. Apa yang terjadi di lapangan dewasa ini adalah menunggu-menunggu dan menunggu suatu ”kepastian”.
Situasi banjir di Jakarta semakin parah. Meskipun Gubernur DKI menjanjikan ”angin sorga” banjir bisa diatasi, tetapi kenyataan dilapangan sangat susah diprediksi dan diperbaiki.
Kerugian perekonomian secara makro dan mikro terjadi di Jakarta. Bahkan tidak mustahil keluh-kesah yang dilontarkan Pemerintah Pusat, Pemda, Masyarakat luas serta DPR maupun DPRD, tidak bisa menjawab untuk mengatasinya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta telah memberikan dampak luar biasa bagi kegiatan perekonomian di ibu kota negara tersebut.
Tentu saja kerugian secara ekonomi telah terjadi. Masyarakat tidak dapat beraktivitas, banyak rumah yang rusak terendam air dan beberapa aktivitas industri terganggu.
Situasi ini, diakuinya memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat. Meski begitu, Hatta mengaku sampai saat ini belum mendapatkan laporan berapa kerugian yang terjadi akibat dampak banjir di Jakarta. Demikian pula, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta bekerja sama untuk mengatasi banjir ini, sehingga tidak terulang kembali.
Guna mengatasi dampak banjir di Jakarta ini, Hatta juga  mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan atas instruksi presiden.
Hatta berharap situasi yang terjadi akibat banjir ini tidak berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Pemrintah secepatnya akan mengupayakan masyarakat yang terkena dampak banjir ini dapat kembali melakukan aktivitasnya.
Oleh karena itu perlu ada pemikiran ulang terhadap Rencana dan Rancangan Pembangunan di Jakarta khususnya untuk pembangunan di bidang transportasi dan upaya mengatasi banjir.
Hutan beton, hutan pencakar langit, hutan daerah rawan banjir semakin berlomba didirikan. Harus segera diubah menjadi wilayah yang ramah lingkungan.
Ibukota yang tidak memiliki rencana dan rancangan tata-kota yang baik, akan menimbulkan berbagai dampak terhadap perekonomian rakyat serta tumbuhnya kriminalitas serta tumbuhnya rasa ketidakpercayaan kepada Pemerintah Pusat maupun kepada pemerintah daerah.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar